價格:免費
更新日期:2018-10-07
檔案大小:3.7M
目前版本:1.1
版本需求:Android 4.0 以上版本
官方網站:mailto:nova.prihantoro2@gmail.com
Rezeki terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Rezeki zhahir, yaitu yang nampak di badan, seperti bahan makanan dan barang‐barang kebutuhan lainnya.
2. Rezeki batin, yaitu yang melekat di hati dan jiwa.
Oleh karenanya, beberapa ulama mengatakan bahwa sang pemberi rezeki adalah Dzat yang memberi kelapangan hati dan keterbukaan jiwa. Sebagian lagi ada yang mengatakan bahwa sang pemberi rezeki adalah Dzat yang memberi gizi terhadap jiwa orang‐orang saleh dengan taufik‐Nya dan Dzat yang menerangi hati orang‐orang pilihan dengan kebenaran‐Nya. Dia memberi taufik kepada ahli makrifat dalam merealisasikan makna rezeki, dengan berkeyakinan bahwa hanya Allah yang berhak memberi rezeki. seperti ilmu pengetahuan.
Ibnu Hajar al‐‘Asqalani menjelaskan tentang arti Allah Sang Pemberi Rezeki (arRazzaaq) bahwa nama Sang Pemberi Rezeki bagi Allah sudah melekat sebelum Ia menciptakan langit dan bumi. Adanya Sang Pemberi Rezeki berarti harus ada makhluk yang diberi rezeki, dalam arti bahwa ketika Sang Pemberi Rezeki (Allah) menciptakan makhluk‐Nya, maka rezeki tersebut harus sampai ke tangan mereka (sumber : Fath alBaari, 12/373)
Hatim Al‐Asham pernah ditanya, “Apa saja dasar pemikiranmu tentang tawakal?”
Ia menjawab, “Dasar pemikiranku ada empat, yaitu rezekiku tidak akan dimakan orang lain, maka aku tidak begitu mempedulikannya. Amalku tidak akan dikerjakan orang lain, karena akulah yang mengerjakannya. Kematian akan datang kepadaku secara tiba‐tiba, maka aku harus segera mempersiapkan kebutuhannya, dan yang keempat, aku sadar bahwa diriku ini berada dalam pengawasan Allah, maka aku malu berbuat maksiat kepada‐Nya.” (Al‐Baihaqi, AlJami li Sya’bil Iman)
Rezekimu sudah ditentukan oleh Allah Swt dan pasti akan sampai kepadamu pada saatnya, karena semuanya telah ditetapkan 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Allah telah menetapkan segala sesuatunya 50 ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim)
Dari keterangan ini, apa yang kamu yakini? Hendaknya kamu yakin bahwa yang Maha Memberi sekaligus Sang Pemberi Rezeki adalah Allah Swt, tidak ada harapan yang layak disandarkan kecuali hanya kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Keyakinan seperti ini sudah diajarkan Nabi Muhammad Saw secara jelas kepada ummatnya, yaitu melalui anak kecil, yang bernama Ibnu Abbas saat berusia 9 tahun. Nabi Muhammad berkata kepadanya
“Wahai Ananda! Apabila kamu hendak meminta, maka mintalah kepada Allah, dan bila kamu hendak memohon pertolongan, maka mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya ada sekelompok masyarakat berkumpul, dan hendak memberi kemanfaatan kepadamu, maka hal tersebut bisa saja tidak terjadi, karena Allah Swt telah menentukan lain kepadamu, (begitu pula sebaliknya) seandainya ada sekelompok masyarakat berkumpul, dan hendak mencelakakanmu, maka hal tersebut bisa saja tidak terjadi, karena Allah Swt telah menentukan lain kepadamu, dan kamu tidak memiliki kemampuan untuk menghindarinya. Pena telah diangkat dan tulisan tinta telah kering.”
Betul, semua manusia merasa resah dan gelisah mengenai masalah rezeki karena rezeki sama dengan datangnya kematian, hanya Allah saja yang mengetahuinya.
fiture :
-berjalan secara offline / tanpa koneksi internet
-ukuran file kecil
-dapat digunakan diberbagai versi android